Mataram
Sosial Politik
Jelang Natal dan Tahun Baru, Waspada Kerawanan Konflik Bernuansa Sara
Foto Bersama Ketua PKC PMII Bali Nusra,Aziz Muslim dan samping kiri Kesbangpoldagri samping kanan Dr. Jumarim dan samping kanan Perwakilan Korem 162/wb. |
Bumigoranews.com, (Matatam)- Persoalan isu sara yang masih terjadi, maka tugas bersama untuk menjaga persoalan sara agar tidak sampai terjadi di daerah NTB pada umumnya, lebih-lebih tugas mahasiswa menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
"kita ini pluralisme, yang dimana kita harus sadar persoalan sara sangat penting dijaga, karena kita berada pada perbedaan, kita harus bersama-sama menjaga kesatuan dan persatuan," ungkap Aziz Muslim Ketua PKC PMII Bali-Nusra pada saat menggelar acara Diskusi Publik di Mataram, selasa (17/12/19).
Menurut, Dr. Jumarim salah satu Akademisi menyampaikan bahwa sejauh ini tidak pernah menemukan isu sara yang begitu parah yang terjadi di NTB, yang mengakibatkan konflik-konflik sosial. Kecuali pada tahun 2001 yang lalu, namun itu menjadi isu nasional dan tidak berdampak kepada masyarakat luas.
"Namun ini penting juga untuk kita jaga soal sara ini untuk menjaga dan merawat ketertiban di daerah ini," kata Jumarim di sela,-sela menyampaikan materi.
Kata Jumarim, harus memperhatikan aspek kerukunan dan ketertiban bersama, dengan salah satu caranya saling membantu dalam konteks sosial, dan mengharagai dalam bermasyarakat.
"maka ini penting bagi kita untuk terlibat dalam hal yang demikian karena bagaimanapun itu adalah tanggung jawab kita bersama, lebih khusus lagi kita sebagai umat muslim yang cinta akan kedamaian," tegasnya.
Ditempat yang sama, Kesbangpoldagri diwakili Drs. Rosidi menyatakan bahwa pemerintah terus bertanggung jawab untuk memastikan kedamian masyarakat untuk kesatuan dan persatuan berbangsa.
"persoalan sara sering terjadi dan itu nilai tidak lepas dari ada kepentingan dibaliknya, maka menjadi tugas bersama untuk mengantisipasi hal tersebut," ungkapnya.
Terlebih belakangan ini, beberapa program besar Gubernur NTB, salah satunya adalah soal infrastruktur,
Lanjutnya, guna menjaga agar tidak timbulnya isu sara dengan cara tidak menghaser informasi yang belum jelas kejelasannya yang melalui media sosial.
"maka kita harus pandai dalam memilih dan membaca hal yang benar, dan harus mampu mefilterisasi," pungkasnya.
Korem/162 Wb, Sugito menjelaskam persoalan sara sudah menjadi topic yang menjadi pembahasan, padahal di dalam pancasila Bhinkea Tunggal Ika yang menjadi slogan bangsa berbeda-beda tapi tetap satu tujuan.
"Pemerintah sudah mencegah, jangan sampai isu-isu sara ini meluas dan menimbulkan konflik konflik baru," himbuh Sugito.
Mengakhirinya menyampaikan, Sugito yang mewakili Korem 162/wb, menyampaikan ucapan rasa terimakasih kepada PMII yang telah memperhatikan hal ini, dan terus mengambil bagian dalam menjaga daerah NTB secara umumnya di Negara Indonesia.
Post a Comment