Buy template blogger

Tradisi Ziarah Makam Keleang Masyarakat Kelambi Masih Dilestari

Foto: Warga saat melaksanakan zikir & doa disekeliling Makam Keleang.(Bumigoranews.com/wildan)

Bumigoranews.com, (Praya Barat Daya) - Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyimpan sejuta keunikan masyarakat di berbagai leding sektor berupa sektor wisata, kuliner, lebihnya pada budaya. Tak heran jika warisannya masih terjaga dan terawat oleh anak cucu hingga sekarang.

Masyarakat Lombok Tengah masih menyimpan tradisi ziarah makam yang dilangsungkan 2 kali dalam setahun. Tradisi ini masih terjaga dan terawat sampai sekarang.

Salah satunya adalah tradisi ziarah makam yang kelestariannya masih kental di Dusun Kelambi Desa Pandan Indah Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. Uniknya, Tradisi Ziarah Makam ini hanya bisa dilakukan pada hari Kamis saja tidak boleh pada hari-hari lain. Makam ini diketahui sebagai makam kuno dan  bersejarah yang dianggap keramat.

Menurut warga setempat, makam kuno ini merupakan tempat persinggahan para Wali Allah hingga selendang salah seorang wali tertinggal di makam tersebut. Kini, makam tersebut diberi nama oleh warga adalah Makam Keleang. Keleang adalah sebutan suku Sasak yang bahasa Indonesianya adalah Selendang.

"Tradisi ini hanya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu awal musim kemarau dan awal musim hujan. Tidak boleh di hari lain, hanya bisa di hari Kamis saja," ungkap salah seorang warga, Amaq Mulasim selaku pemangku adat pada saat ditemui media. Kamis (10/10/19).

Prosesi ziarah makam sangat teratur, Laki-laki dan Perempuan mengambil bagiannya masing-masing untuk mempersiapkan segala sesuatu.

Dalam setiap kali dilakukan Ziarah, biasanya warga setempat melakukannya secara berjamaah. Tentu persediaan makanan lengkap menjadi kewajiban untuk dibawa sebagai perlengkapan jamuan sebelum dilakukan Dzikir dan Do'a bersama.

Usai berdoa dan berdzikir, warga kemudian secara bergantian melakukan prosesi cuci muka (Beseraup) dengan menggunakan air yang dibawa sendiri oleh para peziarah dan dilakukan di sekitar makam.

Mencuci muka di makam ini dipercaya sebagai salah satu cara memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaannya pun tertib, didahulukan kepada penziarah laki-laki. Setelah itu, barulah peziarah perempuan.(BM/wldn)
Older Posts
Newer Posts

Post a Comment

deskripsi gambar

Ads Single Post 4

deskripsi gambar