Budayawan Kecewa: Tidak Ada Fitur Budaya Daerah Di Gelaran MotoGP
Samping Kiri Mantan Kadis Pariwisata Lombok dan Samping Kanan Budayawan Amaq Mila. (Bumigoranews.com/ist) |
Mataram,- Perhelatan akbar MotoGP tinggal menghitung hari, tepatnya tanggal 18 sampai 20 Maret 2022. Pelaksanaan balap bertaraf internasional ini tentu tidak hanya sekedar balap, melainkan juga ada berbagai event pendukung yang akan dilaksanakan hal ini difasilitasi oleh pemerintah pusat melalui EO (Event Organizer); mulai dari gelaran Arena Experiences, seperti refreshing ground, coffee corner, fun booth activities dan lain-lain sampai kepada gelaran Music Festival dengan mendatangkan band-band berkelas seperti Godbles, Superman is Dead, Shaggydog, Rocket Rockers dan lain-lain.
Hal ini membuat penggiat budaya merasa melalui MotoGP ini dijadikan sebagai upaya infiltrasi budaya.
Menurut salah satu budayawan Amaq Mila mengatakan MotoGP dan seluruh isi kegiatannya budaya dari luar yang masuk ke daerah kita yang juga memiliki hasanah budaya yang majemuk, istilahnya mereka datang ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan membawa kargo budaya mereka lalu budaya NTB dimana,? tanya dia.
"Saya khawatir mereka sukses gelar MotoGP lalu pulang dengan membawa kesan, ternyata NTB tidak punya budaya sama sekali,"ungkap Amaq Mila di Mataram. Sabtu, 19/2/2022.
Hal ini memang sangat di sayangkan oleh Budayawan, bahwa peran pemerintah daerah terutama pemerintah Provinsi NTB yang tidak sesensitif pikirannya. Seharusnya ketika mereka datang ke NTB dengan membawa ornamen budayanya ke NTB, maka juga harus di siapkan budaya daerah untuk mereka.
"Kalau hanya dengan mendatangkan band-band nasional dari Jakarta; orang-orang internasional itu bosan berlipat mereka nonton band dinegara mereka, jadi cobalah pemerintah daerah Provinsi NTB untuk sedikit kreatif,"tegasnya.
Tambah Ia bermacam, bahwa seni budaya yang di NTB seperti Peresean, Gendang Belek, Wayang Kulit, Drama Kolosal Putri Mandalika dan berbagai seni budaya dari Sumbawa, Dompu dan Bima.
“Pemerintah daerah jangan terpaku dengan kerja-kerja protokoler, namun cobalah sedikit kreatif untuk mengexplore budaya NTB ini di gelaran MotoGP nanti, jangan impor band-band itu”. Tutupnya
Post a Comment